18 Juni, Percuma bercerita, karena siapapun tak akan paham. Sudah pernah kucoba bercerita pada seorang yang kuanggap bijak. Yang kuperoleh tak lain hanyalah kenyataan bahwa sebijak-bijaknya orang, tak akan mampu ia mendalami hati orang lain.
Haruskah aku bercerita pada kucing saja? Yang akan dibalas dengan meooow , dan meminta imbalan sepotong tulan ikan yang diminta dengan rasa tak tahu diri seakan (atau memang) tidak mengerti kesedihanku.
Betapapun aku mengeluh dan merutuki nasib, sebenarnya jauh di dasar hati aku paham bahwa yang kubutuhkan adalah sabar. Mungkin aku belum punya cukup bekal untuk pergi dari sini.
Aku tidak bahagia
1 Juli, seorang teman datang ke rumahku bersama anaknya yang berusia TK.
Dulu kami teman bermain, sangat dekat ketika SD-SMP. Selepas lulus SMP, mulai jarang ketemu karena dia bekerja. Orangtuanya tak mampu menyekolahkannya ke jenjang selanjutnya.
Dulu sepulang sekolah ia menyempatkan kerja sambilan yang dibayar perhari, cukup untuk dapat uang saku sekitar Rp.1000 - Rp. 2000.
Itu dulu. Sekarang dia terlihat baik-baik saja bersama keluarga kecilnya. Bahkan bisa kuperkirakan gajinya sebagai buruh pabrik jelas jauh melampauiku.
Aku -yang setiap kali keluar rumah selalu ditanya orang: "Lho sudah pulang, sudah selesai sekolahnya?"- tidak bahagia.
Aku tidak bahagia
2 Juli, aku tidak tahu apa yang ingin kucapai dalam hidup selain ingin memperbaiki kualitasku. Aku ingin jadi orang baik. Tapi kadang tergoda lebih ingin jadi orang kaya. Lalu kenapa tidak jadi orang kaya yang baik atau orang baik yang kaya saja? Oh Esmeralda, jelas itu harapan umat manusia. Tapi hidup itu harus memilih, ada yang harus diprioritaskan. Mau jadi orang baik dahulu atau orang kaya dahulu? Yang jelas orang yang terombang-ambing tidak pernah bahagia.
Tanpa angin tanpa hujan tiba-tiba temanku berkata:
seperti disadarkan bahwa aku tidak bahagia karena tidak mampu mengenali diri sendiri, tidak tahu bahwa aku telah berjalan sampai di titik ini dengan selamat dan sehat. Aku tidak bahagia karena sesimpel : aku tidak mampu membuka galeri untuk mensyukuri apa-apa yang telah kudapatkan hingga di usia sekarang. Aku fokus pada apa yang tak kupunya. Bahkan setelah aku punya yang kuinginkan, biasanya bosan.
Aku tidak bahagia
5 Juli, aku melihat cuplikan video Meghan Markle yang memutuskan hengkang dari Royal Family. Menggunakan kacamataku sendiri, aku tahu dan mengerti apa yang mendasari keputusannya. Setiap tindakannya dikritik publik, bahkan baju yang dia kenakan juga dihujat publik. Siapa yang tahan? Siapa yang tahan atas semua tekanan itu?
Dan di sini, aku yang bukan siapa-siapa berkata bahwa tidak bahagia?
Pertanyaannya: Apa yang menekanku?
Jawabnya: takdirku
Aku tidak bahagia
8 Juli, sudah tujuh bulan aku di sini. Rasanya seperti hidup sendiri. Tujuh bulan, aku berkomunikasi dengan manusia lain hanya melalui dunia maya. Dengan teman-temanku, saudaraku. Apakah aku ini sedang terdampar di planet alien? Aku di sini hidup sendiri, bahkan teman bicarapun tidak ada.
2021 tepat setelah kontrak di planet ini selesai, aku harus cabut dari sini!
Aku tidak bahagia
12 Juli, aku hampir setiap saat terbangun dengan perasaan rindu ke rumah mbah uti. Aku ingat rasanya, aku ingat masa kecilku. Aku masih bisa merasai aroma angin di rumahnya, suara bambu, aku masih ingat setiap inci sudut rumahnya, bau buku-buku lawas, suara tukang sayur langganan mbah uti, tempe goreng mbah uti, aku ingat rasanya dan bisa mencium oroma masakannya hanya lewat membayangkannya saja. Betapa rindunya aku.
Yang tak kupahami adalah....di mana aku saat usia SMA- Kuliah? Jelas aku lupa. Jelas aku terlalu naif, hanya peduli pada diri sendiri. Lupa pada sekitarku. Menganggap seolah mbah uti akan hidup selamanya. Aku bahkan tidak ingat di masa-masa itu aku sempat memikirkannya atau mengunjunginya atas inisiatifku sendiri.
Dulu setiap kali libur kuliah, aku ingin bermain ke sana. Tapi sekedar ingin, nyatanya tak pernah kulakukan. Padahal jarak rumahku ke sana hanya 45 menit. Aku sibuk dengan duniaku.
Dan saat aku sudah tidak sibuk, mereka sudah tiada. Betapa memalukannya diriku. Seseorang terasa sangat berharga ketika orang itu telah tiada...
Aku tidak tahu apa yang dirasakan mbah uti dan mbah kung saat ibu meninggal. Aku benar-benar tidak paham dan tidak mengerti. Dan mungkin juga tidak peduli. Kemana semua hatiku untuknya saat itu?
Sepertinya mereka sangat terpukul dan tidak ada yang peduli pada perasaan mereka. Tak ada yang lebih berat bagi orangtua melihat anaknya meninggal terlebih dahulu. Jelas itu pukulan berat. Pada siapa lagi mereka menumpahkan rasa? Selain berusaha tegar untuk menguatkan anak-anaknya yang lain.
Sebulan setelah itu, Mbah kung pergi meninggalkan dunia ini. Mungkin didera kesedihan yang teramat dalam.
Delapan bulan setelah itu, Mbah uti menyusul. Sungguh aku tak memahami diriku sendiri. Aku yang sejak kecil bersamanya, selalu setiap liburan sekolah ke rumahnya, bermain dengannya, dan sangat sangat dekat dengannya, lalu ketika aku mulai besar aku melupakan semuanya. Sibuk dengan duniaku. Tidakkah ia rindu padaku? Tidakkah ia kesepian setelah ditinggal anak dan suaminya?
Apakah aku pernah memikirkannya? Tidak, aku sibuk dengan urusanku sendiri.
Oh, andai aku lebih peduli.
Aku masih ingat saat hari kematiannya, di dapur aku melihat sesosok perempuan tua yang sangat mirip dengannya. Baik secara wajah, gestur tubuh, senyumnya, suaranya. Ohh tidakkah pada saat itu aku sangat berharap ia hadir kembali....
Tapi itu adik mbah uti, ia berbeda dengan mbah uti dan aku tidak mengenalnya. Di saat itulah aku merasai rindu yang teramat sangat, aku merasai kehilangan, ada yang hilang dari hidupku. Hampa, ada lubang dalam hatiku. Hari-hari setelah itu, bahkan 6 tahun setelahnya, lubang di hatiku masih menganga atas kepergiannya.
Aku merindukannya. Hingga mendatangi rumahnya setahun sekali pun mampu menjadi sedikit pengobat rinduku. Aku akan mencium aroma angin dalam-dalam. Aku seperti melihat kilas balik tayangan hitam putih masa kecilku.
Apakah dalam waktu remajaku, mbah Uti merindukanku? Merindukan cucunya yang dulu sangat dekat dengannya, tidakkah ia pernah kesepian dan ingat kembali akan masa silam? Sementara cucunya tak pernah datang lagi. Cucunya sibuk sendiri.
Its been a long time
8 Maret 2021
Goalku tahun ini adalah keluar dari kota ini. Titik. Hopefully I find home somewhere else.
Aku ingin pergi
Aku ingin pergi
Aku ingin pergi
Jauh dari pedalaman ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar