Jika kita belum mampu menerima diri sendiri dan belum mampu mencintai diri sendiri, maka kita akan cenderung menuntut orang lain untuk mencintai kita...
Tapi setidaknya, ketika suatu hari nanti aku membuka tulisan ini kembali, aku tahu bahwa aku telah melewati banyak hal untuk sampai di titik yang sekarang.
Jangan malu. Jangan malu. Just be a good girl you always have to be.
____________________
Apa kesalahanku? Apa kejelekanku di masa lalu? Aku yakin tanpa ditulispun akan ingat selamanya.
Kita tidak akan membahas hal itu. Yang berlalu, jangan digali. Yang sudah Allah sembunyikan, jangan dibongkar. Tutup rapat!
Kalau ada orang lain yang masih ungkit-ungkit, BYE! TINGGALIN...
Sebelum membahas soal menerima diri sendiri, sadarkah kalian ketika sedang bertanya tentang sesuatu dan tidak ada satu orangpun yang bisa menjawab, semesta sendiri akan punya banyak cara untuk menjawabnya?
Seolah-olah ketika temanmu, orangtuamu, saudaramu, tidak bisa ditanya atau memberi jawaban padahal kau sangat membutuhkan, maka Dia akan bekerja dengan cara-Nya, memberimu petunjuk melalui banyak jalan. Entah lewat iklan di Tv, postingan di Instagram, atau bahkan lewat ayat-ayat kitab suci yang kau baca.
_percayalah, Dia akan menjawab pertanyaan yang kau sangat butuh jawabannya_
Seperti malam ini saat aku menulis tentang ini. Sudah kukatakan di awal bahwa aku tak punya referensi. Maka sejenak aku berhenti menulis untuk bermain instagram. Tiba-tiba di kolom pencarian muncul ini!
Jangankan bertanya pada orang, tanya pada Googlepun aku tidak tahu kata kuncinya. Namun tiba-tiba aku menemukan postingan di atas. Terjawab, dengan sangat mendadak. Dan penuh kejutan. MasyaAllah.... ♥️
Oke, lanjut 🛵
1. ACCEPT AND LOVE YOURSELF
Sama seperti mencintai orang lain yang butuh proses, butuh perkenalan dulu. Mencintai diri sendiri juga dilakukan secara bertahap. Step by step. Its okay kalau perlu waktu. Its okay kalau berjalan pelan dan progressnya lambat. Aku sadar, pada usia 20 tahun-an aku baru paham soal ini.
Perlakukan diri dengan baik, fisik maupun batin. Aku belum bisa maksimal dalam memenuhi hak-hak atas batin dan ragaku. Aku tidak rajin maskeran, aku sering telat sholat, aku jarang olahraga, aku sangat lama tidak hadir di kajian/majlis ilmu. Aku sedih. Bagaimana? Bahkan mencintai diri sendiripun aku masih sangat payah 😔 Sungguh, aku masih sering insecure. Mencintai diri sendiri memang butuh kekuatan dan tekad. Tapi, aku dan kamu sekalian pasti bisa 💪.
2. MEMAAFKAN DIRI SENDIRI
Tak ada yang lebih sulit daripada memaafkan diri sendiri di masa lalu. Apakah waktu bisa diputar kembali? Tidak. Yang harus kau lakukan adalah terimalah dulu dirimu sebelum menuntut orang lain untuk memaklumimu. Ingat, orang lain adalah di luar kendali kita. Berhenti memikirkan penilaian orang lain. Saat kita tidak bisa mengontrol orang lain, ya kita harus menerima siapa diri kita terlebih dahulu. Memang kenapa kalau kau dulunya jelek? Orang yang peduli padamu dan ada untukmu tak akan menggali keburukanmu di masa lalu apalagi dengan tujuan untuk menghakimimu.
3. MOVE ON! MOVE ON! MOVE ON!
Aku paham ini adalah bagian tersulit untuk meninggalkan apa-apa yang membuat kita merasa buruk. Suatu kesalahan kalau semakin dibenarkan akan semakin nikmat, dan berujung dengan kita mencari alasan pembenaran. Kita akan terkungkung di tempat yang sama. Bukannya membaik, kita justru akan semakin terpuruk. Kau harus move on, pindah, carilah tempat yang lebih baik!
mungkin hambatan dan aral melintang di hadapanmu. Tapi adakah jalan yang selalu mudah? Tidak. Puncak gunung tidak didaki dengan berleha-leha. Lautan tidak diarungi dengan rebahan. Saat diri mulai meragu, ingatlah bahwa kau sangat berharga dan masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Jangan disia-siakan. Kau telah melewati jalan sejauh ini. Kau sudah lebih baik dari sebelumnya dan AKAN TERUS BERPROSES MENJADI LEBIH BAIK LAGI. Tidak apa-apa jalan pelan. Please, jangan mundur.
____________________
Mencintai dengan tulus harusnya tanpa syarat.
Maka mencintai diri sendiripun mestinya tidak hanya tentang kelebihan, tapi juga kekurangan diri.
Tanpa itu, maka kebaikan dan kasih sayang yang datang dari orang lain tak akan pernah cukup bagi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar