Minggu, 05 Juli 2020
Jurnal Kesedihan
Kamis, 25 Juni 2020
Tulis Saja Ceritanya
Sudah pernah kemana saja?
Sudah pernah kemana saja?
Saya belum pernah kemana-mana. Tapi cukup ada beberapa
tempat yang bisa diceritakan.
Saya yakin setiap perjalanan pasti menyimpan cerita.
Jika tidak ditulis, nanti lupa.
Tentang kenapa bisa sampai sana, tentang kisah packing minimalis, tentang bantuan orang-orang baik yang tidak dikenal, tentang teman-teman yang memberi penginapan gratis, dan sebagainya.
Meskipun ada banyak foto yang diambil saat travelling (bahkan foto juga saya gak
punya banyak, heuheu), nyatanya tak mampu menceritakan secara detail apa yang
terjadi saat itu. Tak sanggup menjelaskan perasaan ketika melakukan sebuah
perjalanan. Di suatu masa yang akan datang akhirnya memori itu tergerus karena keterbatasan daya
ingat.
Perlahan, biarlah saya koleksi kembali ingatan itu dalam sebuah tulisan. Tidak apa-apa terlambat sekian tahun, yang penting ditulis. Siapa tahu di masa depan saat saya lupa, saat saya butuh diingatkan, maka tulisan ini akan jadi penunjuk.
Seperti Pang yang ingatannya kembali setelah melihat rekaman
videonya di masa lalu :p (The Gifted, 2018).
Foto: Perpisahan dengan Mama Nelly di Kampung Ima, Mappi, Papua bagian selatan (Hany, 2016) |
Sejak kecil, saya sering diajak orang tua pergi ke luar kota. Bapak orang Batu, Ibu orang Bojonegoro. Setiap lebaran kami pergi ke Batu untuk berkumpul dengan keluarga besar. Dari perbedaan asal usul orangtua inilah cerita perjalanan saya dimulai.
Selain itu, Bapak dulu kuliahnya di Bandung dan Ibu kuliah di Malang. Ini membuat
saya juga sering pergi ke Bandung saat bayi (meskipun tidak ingat sama sekali bagaimana
perjalanannya, hehe). Hingga 20 tahun kemudian saat saya berkesempatan ke Bandung
lagi untuk suatu agenda dan tidak sengaja bertemu Mbah (adiknya eyang), beliau
bertanya,
"Kamu ingat gak dulu pas kamu bayi sering dibawa sama bapakmu main ke Batujajar?"
Wow! Saya pikir seumur hidup ini baru pertama kali ke Batujajar saat pelatihan Ekspedisi NKRI 2017, lah ternyata saya sudah pernah ke sini saat bayi! Saat mbah masih pendidikan di Pusdiklatpassus Batujajar. Kalau sekarang Mbah sudah pensiun.
Foto: Pantai Gemah Tulungagung (Ayu, 2018) |
Setiap orang memiliki makna tersendiri terhadap kisah
perjalanan. Bagi saya perjalanan adalah cara untuk mengenal diri sendiri:
seberapa tangguh kita menghadapi jarak dan perbedaan, seberapa bijak kita dalam
memutuskan/ memilah apa yang perlu dibawa di tas, serta makna klise tentang memahami arti rumah.
Menerima Diri Sendiri: Dulu Jelek, Terus Kenapa?
Apa Yang Ingin Kau Buktikan (?)
Selasa, 23 Juni 2020
FOOD IS AWESOME
I LOVE FOOD SO DAMN
MUCH! ♥️
foto: pembuatan roti saat di BLK (koleksi pribadi)
Aku tidak ingat kapan pertama kali sangat suka mencicipi aneka makanan. Tapi kurasa itu dimulai saat masuk kuliah ππ
Aku
sudah dapat berpikir sendiri dan memutuskan apa yang ingin kumakan. Aku juga
punya uang sendiri.
Apakah
aku harus menulis beberapa resep sederhana juga? Karena selain suka makan,
kadang aku juga memasak sesuatu yang simpel.
![]() |
foto: memasak takoyaki (koleksi pribadi) |
Food
is not simply stuff that people eat when their hungry. Food is an
art.
1. Ya! Makanan adalah sebuah seni. Sebuah mahakarya. Bagaimana
seseorang dapat menciptakan resep yang begitu enak? Dan tampilan yang sangat
bagus? Ini tentu membutuhkan kreativitas dan jiwa seni.
2. Makanan juga sebuah ilmu. Itulah mengapa ada sekolah jurusan Tataboga. Kuliah jurusan
Ilmu Pangan. Karena makanan memang TIDAK PERNAH SESIMPEL ITU. Donat
dan roti memerlukan ilmu biologi, fisika, dan kimia. Ia adalah terapan dari
semua cabang ilmu sains.
Saat
kau membuat donat. Kau akan tahu mengapa garam dicampurkan di akhir adonan?
Mengapa tidak boleh dicampur bersamaan dengan ragi? Jawabannya simpel. Karena
Bakteri Saccharomyces cerevisae akan mati jika tercampur
garam. Jika ia mati, roti atau donat tidak akan mengembang atau bantat.
3.
Food brings people together. Coba saja bawa sepiring pisang goreng
atau sekotak pizza. People will comes around youuuu!! πππππ
Lets spark joy with foodie.
4.
Food is always there for you to solve every problem.
Problem: Unexpected broken heart
Solution: texted a friend and said "Mie setan
yok rek!" Atau "gelato yok rek!".
Problem: Haven't started studying for your final
tomorrow
Solution: grabfood--> Chatime, Dum Dum, Janji
Jiwa, and any Boba Tea π
Problem: Kerjaan numpuk bikin stress
Solution: beli cilok super pedes sama es degan.
![]() |
foto: makan ayam kremes di Sulfat (koleksi pribadi) |
Huft
I think that's all. Overall, food is much more than what it seems on the
surface. It is powerful and makes differences in people's everyday.
Let me say one more: I LOVE FOOD.
And
think you should too. So, there are above a reasons why we <3 food SOooo
much ♥️
Psstt.
Ways to my heart:
1.
Bring me food
2.
Make me food
3.
Be food
πππ
Surat Yang Entah Sampai Pada Pemiliknya Atau Tidak
Ingin kukatakan,
"Kupikir tak ada lagi kita, dari tahun ke tahun aku menahan dan menyiapkan diri untuk segala yang terburuk tapi tak pernah terjadi "
Tapi kalimat itupun tak pernah terucap. Kita seperti dua orang asing yang selalu terjebak oleh momen. Terlalu sering bersama, tapi tak tahu harus bicara apa.Jadi, kau adalah orang baik. Terbaik yang pernah kutemui dalam hidupku. Aku menjaga dengan hati-hati seperti sebuah guci poselen.
Aku ingin menjadi perempuan yang kuat dan setara di sisimu, supaya jadi teman diskusi dan ngobrol yang baik. Dan membantumu dalam membuat keputusan-keputusan penting. Perempuan pun harus berani menyatakan pendapat kan? Sekalipun belum tentu benar. Aku ingin jadi perempuan tabah. Tak takut pada kekeliruan dan mau belajar dari kesalahan. Pribadimu mampu menerimaku yang seperti itu. Bagaimana? Aku sangat ingin tahu pendapatmu tentang aku.
Apa aku terlalu keras pada diri sendiri? Atau justru sifatku berkebalikan dari apa yang kutulis? Coba katakan padaku agar aku memperbaiki diri.
Dari semua hal yang kutulis di atas, bersamamu aku bisa berkembang dan belajar banyak hal. Pribadimu sangat baik, kau adalah guru kehidupan bagiku. Tapi, entah takdir nanti bagaimana, andaikan aku tanpamu (semoga) akan tetap baik-baik saja dan hidup sebagaimana mestinya. Perempuan harus bisa berdiri di kakinya sendiri, kan? Aku jangan menggantungkan hidup dan bahagiaku padamu, kan? Tidak, tak akan kugantungkan kebahagiaanku sepenuhnya di pundakmu. Itu tanggung jawab diri masing-masing.
Kota B. 2020Aku yang selalu mengagungkanmu.
Senin, 22 Juni 2020
5 Fase dalam Berduka
Seperti yang kuduga, berdasarkan pengalaman dari cerita teman-temanku di atas, penyangkalan adalah reaksi yang normal. Ini memang tahap pertama dalam fase kehilangan, berguna untuk membantu meminimalkan rasa sakit dari situasi kehilangan yang tengah dihadapi seseorang.
3. Menawar (bargaining)
Setelah rasa marah reda, kita akan mulai memikirkan kalimat pengandaian, seperti "Seandainya aku kemarin lebih perhatian", atau "seandainya ia lebih awal dibawa ke dokter", dsb.
Yang seperti ini adalah tahap ketiga dalam fase berduka. Tujuannya adalah agar mendapat kekuatan dari kedukaan, kehilangan, dan rasa sakit.
Ini adalah fase yang paling kuingat dalam hidupku saat dalam menghadapi kehilangan. Antara marah, menyesal, sedih, bercampur jadi satu. Setiap hari tak pernah usai berandai. Pikirku, seandainya aku begini atau aku begitu, maka semua hal menyedihkan ini tak akan pernah terjadi.
Tapi perlu diingat bahwa berandai-berandai selalu membuka celah setan di kepala kita. Membuat kita mengingkari takdir, dan sulit untuk ikhlas. Sibuk berandai-andai tak ada gunanya, tak akan mengubah apapun. Tahap bargaining ini pasti akan dilalui oleh setiap orang yang berduka, tapi jangan lama-lama ya! :)
4. Depresi (depression)
Seiring berjalannya waktu, emosi kita mulai mereda dan kini harus benar-benar melihat kenyataan yang terjadi. Merasa sedih adalah hal wajar. Namun bila merasa sangat sedih, tidak berdaya, dan tidak dapat melewati tahap ini, bicarakan dengan orang-orang terdekat atau psikolog ya! :)
5. Penerimaan (acceptance)
Sampailah kita pada tahap akhir. Mengenai kehilangan, akhirnya kita mampu menerimanya dengan hati ikhlas bahwa ini memang bagian dari rencana-Nya. Mungkin kita masih merasa sedih. Namun tidak apa-apa, bahagia dan duka tak akan bertahan selamanya. Kita akan belajar untuk hidup dengan situasi seperti ini.
Orang akan datang silih berganti dalam kehidupan kita. Aku menulis ini bukan untuk siapapun tapi untuk diriku. Kelak ketika aku dihadapkan pada kesedihan lagi, biar tulisan ini jadi pengingatku.
Ikhlaskan... Lepaskan...
Beberapa duka sengaja ditoreh untuk menguatkan diri, agar ikhlas bersarang dalam hati, dan menyadari hanya Allah SWT yang tak pernah pergi :)
Semangat, kamu pasti bisa melalui ini :)